Minggu, 18 Mei 2008

Berita Langsung dan Berita Ringan

Berita langsung

SMA Negeri 1 Kartasura Ulang Tahun

Kartasura, SMA Negeri 1 Kartasura adakan perayaan Ulang Tahun yang ke-30 tahun, kemarin (20/4) pukul 07.00 WIB dengan berbagai acara yang diikuti oleh warga sekolah dan bapak bupati Sukoharjo.

Perayaan ulang tahun yang berlangsung dengan meriah itu diadakan kemarin (20/4).Acara tersebut dianggap meriah karena persiapan perayaan hari jadi SMA N 1 Kartasura sudah dilaksanakan sejak tiga bulan yang lalu. ”MPK, OSIS dan panitia yang terdiri dari para guru terus merancang acara dengan mengadakan rapat rutin demi terselenggarakannya ulang tahun SMA N 1 Kts yang sukses”, kata Ikhsan Ketua II MPK SMA N 1 Kts.

Acara tersebut terdiri dari tiga acara inti yaitu upacara perayaan ulang tahun yang ke-30 tahun, gerak jalan masal diikuti pembagian doorprize beserta hiburan Nagari Band dari Yogjakarta.Upacara perayaan ulang tahun dipimpin oleh pembina upacara Bapak Bupati Sukoharjo,Bambang Riyanto.” Ini adalah momen spesial karena jarang sekali ulang tahun dirayakan bersama Bapak Bupati seperti ini”, kata Ikhsan.

Upacara perayaan ulang tahun yang berlangsung selama kurang lebih 20 menit itu kemudian diikuti dengan gerak jalan masal.Gerak jalan ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi SMA Negeri I Kartasura, staf dan pengajar beserta warga sekitar. Gerak jalan masal gratis ini sangat menarik antusias dari berbagai kalangan. Acara selanjutnya adalah hiburan dari Nagari Band dari Yogjakarta yang menyanyikan lagu-lagu yang spesial dari Koes Plus Band. Kemudian diselingi pengundian doorprize. Berbagai doorprize ditawarkan mulai dari alat-alat kebutuhan sehari hari berupa barang plastik seperti porong, piring, gelas, kemudian kipas angin, sepeda gunung dan televisi. Semua orang gembira dengan diadakannya acara tersebut.(mahda)

Berita Langsung

Majalah Tazkia FSSR Bangkit Kembali

Surakarta, Redaksi majalah dakwah Islam Tazkia FSSR UNS mulai bergerak persiapkan peluncuran buletin edisi perdana pada syuro kemarin, Senin (5/5).

Menengok dari pengalaman sebelumnya akhirnya kini Taskia bangkit kembali dengan membawa semangat juang yang membara. Tazkia bergerak dengan langkah awal mempersiapkan terbitnya buletin dan majalah yang diberi nama buletin dan majalah Tazkia pada saat syuro redaksi Tazkia, Senin (5/5) di sekretariat SKI FSSR.

Vakumnya Tazkia dari peredaran disebabkan kekurangan anggota dari salah satu divisi penting. Tabrakan jadwal mahasiswa dengan kegiatan lain pun tidak dapat dihindari karena Tazkia terlalu menyita perhatian sehingga keterlambatan terbitpun terjadi dan akhirnya gagal terbit.

”Kegagalan memang kadang terjadi dalam kehidupan ini tak terkecuali penerbitan majalah Tazkia. Kami akan menerbitkan buletin dan majalah Tazkia pada tahun ini insyaAlloh. Buletin akan terbit satu bulan sekali yaitu pada bulan Mei ini dan majalah akan terbit sementara satu tahun sekali yaitu pada saat datangnya mahasiswa baru ”, kata salah seorang tim redaksi Tazkia, Mila.

Redaksi Tazkia optimis bahwa buletin dan majalah Tazkia akan diterima oleh semua kalangan walaupun target pembacanya adalah mahasiswa. Karena mereka telah merancang majalah dan buletin sedemikian rupa dengan gaya bahasa sastra yang khas dan mudah dicerna. (mahda)

Berita Ringan

Kepala Sekolah SMA N 2 Sukoharjo Ngapain?

Alunan musik merdu nan syahdu terdengar dari balik bisingnya jalan Solo-Yogja, Pucangan. Memang sekarang banyak hal lucu ......

Peristiwa bersejarah itu adalah moment ulang tahun yang tak mungkin terlupakan. Ulang tahun meriah milik SMA N 1 Kartasura kemarin minggu (20/4). Dibalut dengan indah dan cerahnya awan acara demi acara bergulir. Saat itu adalah acara hiburan. Acara hiburan diisi oleh Nagari Band dari Yogjakarta yang spesial menyanyikan lagu-lagu Koesplus Band. Tembang-tembang yang mengalun dengan merdu itu diselingi juga dengan pembagian door prize kerena dipagi harinya ada acara gerak jalan masal yang diikuti oleh seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar.

Tapi yang membuat mata terkesan adalah Bapak kepala SMA N 2 Sukoharjo. Memangnya ada apa dengan Bapak Kepala sekolah itu? Bapak Joko sugiharto yang akrab dipanggil Pak Joko tersebut ternyata bernyanyi berjoget ria ala Nagari Band di belakang panggung. Dengan asyiknya dia berjoget seakan lupa bahwa dia telah menjadi kepala sekolah.Dulu memang Pak Joko merupakan guru SMA N 1 Kartasura.

“Saya senang sekali dengan lagu-lagu Koesplus ini mengigatkan saya pada masa muda dulu, oleh karena itu saya bernyanyi sambil berjoget sekalian menghilangkan rasa penat saya”. Dan beliaupun menuturkan juga bahwa jarang sekali dia bisa seperti itu. Karena moment ultah hanya satu kali dalam setahun, jadi dia manfaatkan saja kesempatan berjoget ria ini.

(mahda)

Berita Ringan

Penjual Jamu Pantas Ditiru

Suara jangkrik sepertiga malam yang terakhir telah menyibukkan seorang penjual jamu itu. Tenaganya dikerahkan di dalam dapur untuk membuat jamu.

Adalah seorang penjual jamu yang sedang menyiapkan bahan-bahan untuk membuat jamu dagangannya. Pagi-pagi sekali dia telah bangun, tepatnya sepertiga malam terakhir yaitu pukul 03.00 WIB untuk persiapan jualan kelilingnya. Aktivitas pertamanya adalah mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan yaitu bahan jamu tradisional Jawa seperti kencur, jahe, daun pohon pepaya, daun butrowali dll.

Setelah bahan-bahan selesai dipersiapkan kemudian dia mencuci bersih daun-daun dan bahan lain yang digunakan kemudian merajangnya. Setelah selesai melakukan kegiatan tersebut kemudian bahan-bahan diperas dengan ditambahkan air agar keluar sarinya. Proses selanjutnya adalah meramu sari yang telah jadi tersebut dengan air dan sedikit gula agar terasa lebih manis.

”Kulo rampung damel jamu sekitar jam lima, terus kulo ngrampungaken gawean omah. Jam enem kulo sampun budhal ngedol jamu keliling”,tutur penjual jamu tersebut.

Penjual jamu tersebut memiliki semangat juang yang tinggi. Dia rela bangun pagi dan memulai aktivitasnya demi mempertahankan hidup. Kedisiplinanya perlu diacungi jempol dan patut ditiru oleh generasi muda penerus bangsa.

”Kulo dodol jamu amargi jamu nggih warisan nenek moyang bongso Indonesia, dadi kito wajib nglestarikaken ngangge coro tetep nggunakkake jamu kangge obat alami”,kata penjual tersebut.

Jadi tunggu apa lagi? Sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan oleh generasi sebelumnya kita harus mencontoh kedisiplinan seorang penjual jamu dan sifat cinta produk dalam negeri sendiri. Penjual jamu pantas ditiru! (mahda)